Tips Agar Serangan Jantung Tidak Berujung Kematian >> Berikut adalah penolongan pertama bagi pengidap penyakit jantung!
Tetang Penyakit Jantung
Gaya hidup tak sehat, seperti banyak mengonsumsi makanan berlemak, merokok, minum alkohol, diabetes melitus, kegemukan, kurang berolahraga, dan stres, bisa menyebabkan timbunan plak.
Faktor usia, jenis kelamin, dan keturunan jadi faktor risiko yang tak bisa dimodifikasi. Peluang PJK pada laki- laki lebih tinggi dibanding perempuan, tetapi risiko pada perempuan jadi tinggi saat telah menopause.
Serangan jantung terjadi ketika kebutuhan oksigen pada
jantung meningkat. Misalnya, ketika aktivitas meningkat, sedangkan aliran darah yang masuk tersumbat plak. Saat terjadi serangan jantung, plak bisa lepas dan menimbulkan gumpalan darah (trombus) yang kemudian menyumbat aliran darah.
Baca juga: Obat Jantung Koroner Herbal
Tips Agar Serangan Jantung Tidak Berujung Kematian
Menurut Kepala Unit Pelayanan Jantung Terpadu RSCM Eka Ginanjar, ketika serangan jantung terjadi, biasanya muncul gejala khas, seperti nyeri dada seperti tertindih benda berat yang menjalar ke punggung, lengan kiri, leher, rahang, hingga geraham. Pasien juga biasanya akan lemas, muncul keringat dingin, pucat, dan sesak.
Sayangnya, karena kurangnya pengetahuan, gejala itu disalahartikan masyarakat sebagai masuk angin atau angin duduk.
Upaya yang biasanya dilakukan bukan segera berobat ke rumah sakit, melainkan malah menganggap biasa, memijat, atau mengeroki punggung mereka yang mengalami serangan jantung. Itu umumnya menyebabkan pasien serangan jantung terlambat dibawa ke RS sehingga nyawanya tak terselamatkan.
Padahal, dalam penanganan serangan jantung, ada periode emas, yakni dalam waktu 12 jam setelah terjadi serangan, pasien harus sudah mendapat tindakan medis. Bahkan, idealnya ada door to balloon atau waktu sejak pasien masuk instalasi gawat darurat hingga dipasang balon pada pembuluh darah tak lebih dari 90 menit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar